Kenapa Pasar Modal Bereaksi Negatif Pada Danantara?

 Pasar modal bereaksi negatif pada Danantara karena beberapa alasan. Pertama, Danantara merupakan perusahaan induk yang mengelola aset-aset BUMN senilai Rp14.700 triliun, yang merupakan jumlah yang sangat besar dan berisiko.¹ 

Kedua, struktur pengelolaan Danantara yang melibatkan banyak pihak, termasuk politisi dan pejabat publik, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi konflik kepentingan dan pengelolaan yang tidak profesional.

Selain itu, reaksi negatif pasar modal juga dipicu oleh kekhawatiran tentang potensi kerugian yang dapat terjadi jika Danantara mengalami kegagalan dalam mengelola aset-aset BUMN. Hal ini dapat berdampak pada perekonomian nasional dan menyebabkan kerugian bagi negara dan masyarakat.

Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah dan pengelola Danantara untuk memastikan bahwa perusahaan induk ini dikelola dengan profesional, transparan, dan akuntabel, serta memastikan bahwa kepentingan negara dan masyarakat terjamin.

Kekhawatiran terhadap Danantara harus menjadi perhatian semua pihak, juga pemerintah agar tidak terjadi krisis ekonomi seperti yang pernah terjadi pada 1998.