Pernikahan Kaesang & Erina | Apa Dampaknya Untuk Indonesia?
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa ritual Ngunduh Mantu, yang merupakan salah satu bagian dari prosesi pernikahan Kaesang Pangarep, putera bungsu Presiden Jokowi & Irianna Joko Widodo adalah upaya untuk melestarikan budaya Jawa.
Pernikahan Kaesang dengan Erina Gudono yang disiarkan langsung oleh beberapa televisi nasional, dan live streaming di YouTube memang sangat megah. Bukan hanya karena dihadiri oleh undangan VVIP dari dalam negeri dan luar negeri, termasuk pangeran dari Kerajaan Uni Emirat Arab, melainkan karena ditampilkannya seni budaya Jawa, khas Solo dan Yogyakarta.
Perhelatan megah yang sarat dengan nuansa seni dan budaya Jawa ini sepertinya mengingatkan kita untuk semakin mencintai adat istiadat, seni budaya dan tata krama yang sudah mengakar di negeri zambrut katulistiwa, yang sangat beragam ini.
Dengan kecanggihan teknologi dan media sosial, pernikahan Kaesang dengan Erina Gudono, yang mengenakan aneka busana khas Solo dan Yogyakarta, bahkan pada saat prewedding, Kaesang dan Erina mengenakan beberapa busana daerah, yang mewakili Indonesia bagian Barat, Tengah dan Timur.
Sepertinya Kaesang juga menyadari bahwa sebagai putera Presiden, dirinya bukan hanya milik keluarga besar Presiden Jokowi dan mertuanya, keluarga Gudono, melainkan sudah menjadi bagian penting dari keluarga besar Indonesia.
Acara kirab pengantin baru, Erina & Kaesang ini pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat Solo dan Yogyakarta, dan ribuan warga yang datang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, dan luar Jawa. Mereka bersatu dalam sebuah pesta rakyat.
Panitia pernikahan agung ini juga menyediakan hidangan makanan gratis di berbagai tempat untuk warga yang tidak "kebagian" masuk di Royal Ambarukmo maupun di Pura Mangkunegaran. Yang menarik adalah kebahagiaan para penjual makanan di sekitar lokasi acara juga mendapatkan rejeki, dimana omzet penjualan mereka meningkat.
Hotel dan losmen pun mendapat banyak tamu dari luar kota, yang antusias untuk menyaksikan prosesi pernikahan Kaesang dan Erina. Inilah dampak secara ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat setempat.
Dampak jangka panjangnya adalah secara budaya dan efek lainnya dari sisi pariwisata. Para seniman Yogyakarta dan Solo kini punya spirit dan inspirasi yang akan membangkitkan semangat mereka untuk berkarya lebih kreatif, bukan sekadar melestarikan seni budaya maupun kearifan lokal yang adiluhung.
Wisatawan mancanegara dan nusantara pun akan bergairah untuk mengunjungi Yogyakarta dan Solo, serta daerah sekitarnya. Inilah kecerdikan seorang Jokowi yang mengkapitalisasi pernikahan putera bungsunya menjadi pemicu untuk bangkitnya pariwisata dan ekonomi kerakyatan setelah pandemi global gara-gara virus Covid-19, yang sempat membuat industri pariwisata di Indonesia mengalami stagnan.
Sebenarnya Presiden Jokowi sudah memberi tanda-tanda tentang pentingnya pelestarian dan membangkitkan kreativitas seni budaya untuk kemajuan pariwisata budaya dan ekonomi kerakyatan, dimana dalam berbagai kesempatan resmi, Presiden Jokowi memberi contoh dengan mengenakan berbagai busana adat dari berbagai daerah, termasuk yang sangat fenomenal ketika Presiden Jokowi menjamu para kepala negara dan pemimpin pemerintah dari berbagai negara pada saat KTT G20 di situs Garuda Wisnu Kencana, Bali.
Sebuah kampanye dan promosi budaya Indonesia telah dilakukan dengan sangat sadar oleh Presiden Jokowi, yang patut ditiru oleh para pejabat publik, terutama para kepala daerah dari tingkat lurah, camat, walikota, bupati dan para gubernur di seluruh Indonesia.
Mereka bisa mengangkat kehidupan para seniman, petani, pengusaha lokal dan ekonomi daerah dengan mengkapitalisasi seni budaya di daerah masing-masing dengan tetap mempertahankan keaslian seni budaya serta adat istiadat mereka dengan semangat untuk kesejahteraan rakyatnya masing-masing. Seorang Jokowi telah memberi bukti, bukan hanya kata-kata.
Meniru yang baik adalah jauh lebih baik, daripada mencari cara baru yang lebih mahal.
Comments
Post a Comment