Posts

Showing posts with the label media sosial

Followers

Kenapa Mudah Percaya pada Hoax dan Cepat Menyebarkannya?

Image
 Banyak faktor yang dapat menjelaskan mengapa banyak orang mudah percaya pada hoax dan dengan cepat menyebarkannya.  Menjadi pertanyaan pula, meskipun sudah tahu bahwa artikel yang dibaca merupakan berita bohong, atau video yang juga hoax dan mengandung ujaran kebencian, ternyata tidak menghalangi seseorang untuk tetap menyebarkan hoax, bahkan tanpa merasa bersalah.  Orang bijak tidak mudah percaya hoax, apalagi menyebarkan berita bohong (Image: kompas.id)  Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin menjelaskan fenomena ini: 1. Ketidaktahuan:  Orang yang kurang memiliki pengetahuan atau pemahaman yang cukup tentang topik tertentu akan lebih rentan terhadap informasi yang salah.  Ketika mereka menemukan informasi yang terdengar masuk akal atau sesuai dengan keyakinan mereka, mereka cenderung percaya dan menyebarkannya tanpa memverifikasi kebenarannya. 2. Efek pembenaran:  Orang cenderung mencari informasi yang mendukung keyakinan mereka sendiri dan mengabaikan informasi yang bertentang

Mengubah Perilaku di Era Media Sosial

Image
 Perilaku pengguna media sosial di Indonesia seperti Facebook, twitter, Whatsapp dan flatform medsos lainnya beraneka ragam.  Yang menarik adalah para pengguna WA grup. Ketika ada salah satu member memposting link berita, foto, meme atau link video, apakah itu tiktok, instagram atau youtube, di antara anggota grup ada yang langsung memberi komentar sangat negatif atau memuji berlebihan. Padahal mereka belum menyaksikan video tersebut.  Bersikap dan bertindak dengan bijak ketika aktif di media sosial sangat penting agar tidak terkena dampak negatif (Image: kampus.republika.co.id?)  Pengguna whatsapp atau Twitter masih banyak yang terlalu cepat menilai hanya dengan membaca judulnya saja, baik itu link berita online maupun link video, misalnya dari youtube atau tiktok.  Yang memperlihatkan adalah perilaku super kilat memforward atau langsung menshare berita, video, meme, tulisan atau foto yang berisi teks tanpa mikir, dan biasanya belum melihat konten atau isinya dengan lengkap.  Inilah p

Jaime Alvaro Tiktok Creator Blakblakan Tentang Crazy Rich & Masa Depan

Image
  Pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah cara pandang umat manusia dalam berpikir, berkata dan bertindak. Media sosial sebagai salah satu produk teknologi juga membuat dunia sangat mudah untuk terhubung dengan segala efeknya untuk sang pengguna maupun pegiatnya. Jaime Alvaro, anak muda masa kini yang rendah hati namun sangat ceria ini juga telah memaksimalkan Tiktok sebagai wadah untuk berkreasi, bukan hanya sebagai pengguna biasa dan follower belaka.  Jaime Alvaro yang terkenal di dunia Tiktok dengan sebutan Alvaro ini sudah memiliki satu juta followers dalam satu tahun. Alvaro tidak ragu untuk menjadi content creator dengan memanfaatkan Tiktok. Dengan berbagai aksi dan kreativitasnya, Alvaro membuat para penggemarnya terhibur, yang sebagian dari para followernya barangkali ada yang terinspirasi dengan kreativitas anak muda ini.  Jaime Alvaro berduet dengan Mr. Fredy setelah buka puasa bersama dengan para pegiat sosial INDONESIA GUYUB di Pujasera SMK Dharma Karya, Jakarta Sela

Bendera Putih & Nasi Lemak Di Saat Malaysia Lockdown

Image
Ancaman Covid-19 yang terjadi di Malaysia telah menimbulkan gerakan kampanye kibar Bendera Putih. Hal ini terkait lockdown yang kembali diberlakukan di negara tetangga Indonesia dan Singapura ini. Seperti PPKM Darurat Mikro yang diberlakukan oleh Presiden Jokowi, apa yang dilakukan pemerintah Malaysia juga untuk menghambat meluasnya penularan virus Corona.  Lalu apa kaitan Nasi Lemak dengan Bendera Putih? Apakah warga Malaysia sudah menyerah dalam menghadapi serbuan virus Corona yang berbahaya ini?  Warga Malaysia sedang memasang Bendera Putih di depan rumahnya (news.okezone.com) Kampanye bendera putih ini dimulai akhir Juli 2021 lalu ketika Malaysia berencana untuk menerapkan lockdown yang lebih ketat daripada sebelumnya.  Menurut laporan CNNIndonesia.com (6/7/2021) yang dilansir dari Malay Mail , sejumlah warganet Malaysia menggemakan kampanye kibar Bendera Putih sebagai pertanda kalau ada di antara warga yang membutuhkan bantuan di masa sulit akibat ketatnya peraturan lockdown di

Beberapa perilaku media sosial yang tidak mengejutkan namun penting dicermati. Kenapa begitu?

Image
  Media sosial adalah sarana canggih yang bisa digunakan siapa saja untuk berbagai kepentingan seperti sekadar ngobrol secara online, bisnis, berekspresi, propaganda politik dan banyak lagi. Di antara pengguna facebook, WhatsUp, TikTok, Instagram atau Twitter ada juga yang sekadar ikut-ikutan misalnya menjadi pengguna pasif. Mereka hanya berkomentar kalau ada yang ulang tahun, mengucapkan bela sungkawa karena ada yang meninggal dunia.  Di antara pengguna aktif ada juga yang sangat progresif dan sangat cepat dalam merespon kalau menerima kiriman langsung atau "forward" informasi seperti link berita, video, gambar atau informasi yang sedang menjadi trending topic. Sayangnya perilaku pengguna yang super aktif ini agak mengkhawatirkan. Mereka punya kecenderungan untuk memforward informasi dalam bentuk apapun "hanya" dengan membaca judulnya saja.  Gunakan jari dan jempol ketika masuk akun media sosial (sehatq.com) Perilaku lain yang tidak disadari adalah si pengguna meds

Kesaksikan Langka Tentang Presiden Jokowi Di Masa Pandemi Global

Image
Pada masa ORBA atau (Orde Baru) radio, televisi dan media cetak seperti koran, majalah, tabloid, juga buku-buku, bahkan film bioskop, karya seni, musik dan lagu-lagu semua dikontrol. Propaganda hanya boleh dilakukan oleh perangkat rezim ORBA dengan kontrol ketat. Meskipun ada istilah kritik membangun, namun semua media dan penerbit sudah faham apa yang disebut Self-cencorship .  Para penulis, wartawan dan redaktur sudah sangat faham bagaimana cara menyajikan konten sebelum ditayangkan atau diterbitkan. Berbeda dengan jaman now setelah Pemerintahan Presiden Suharto lengser, hampir semua media dengan sangat bebas menyajikan berita dan konten, apalagi di era media sosial ini.  Di masa sebelum reformasi mahasiswa pada 1998, orang yang berani mengritik meskipun disertai fakta biasanya akan langsung ditangkap. Begitu pula surat kabar atau majalah yang dinilai berani keras dalam memberikan kritik niscaya akan dibredel. Pembredelan media dan pembungkaman terhadap orang-orang yang dinilai kriti

Total Pageviews

Real Information