Indonesia: Surga yang Dicuri?
Indonesia: Surga yang Dicuri?
Sejarah panjang Indonesia telah diwarnai oleh penjajahan dan penjarahan kekayaan alam oleh bangsa asing. Dari jaman kerajaan hingga era modern, Indonesia telah menjadi sasaran empuk bagi negara-negara asing yang ingin menguasai sumber daya alamnya.
Penjajahan bukan hanya sekedar alasan hegemoni politik, tetapi juga untuk menguasai sumber daya alam yang bernilai miliaran dollar.
Pada jaman kerajaan, VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) Belanda telah menjadi kekuatan dominan di Nusantara. Mereka telah menjajah dan menguasai banyak pulau dan daerah di Indonesia, termasuk Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Penjajahan Belanda telah berlangsung selama berabad-abad, dan telah meninggalkan luka yang dalam bagi rakyat Indonesia.
Portugis pun juga mengincar kekayaan alam Nusantara seperti rempah-rempah dan banyak komoditi lainnya. Di era penjajahan ada elite kerajaan dan saudagar yang menikmati kongkalikong dengan bangsa asing.
Setelah Indonesia merdeka, penjajahan tidak langsung berakhir. Bangsa-bangsa asing masih terus mengincar kekayaan alam Indonesia melalui berbagai cara, termasuk investasi dan perjanjian dagang. Korporasi multinasional telah menjadi simbol baru penjajahan, dengan dukungan pemerintah dan lembaga negara.
Namun, yang lebih memprihatinkan adalah adanya korupsi di kalangan pejabat publik, wakil rakyat, politisi, dan oligarki yang juga berperan merusak negara. Mereka telah memanfaatkan kekuasaan dan posisi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, tanpa mempedulikan kepentingan rakyat dan negara.
Korupsi telah menjadi penyakit yang kronis di Indonesia, dan telah merusak hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Dari proyek-proyek pembangunan yang mangkrak, hingga pengadaan barang dan jasa yang tidak transparan, korupsi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Indonesia.
Bung Karno, salah satu tokoh nasional Indonesia, pernah mengatakan bahwa lebih mudah menghadapi musuh asing daripada bangsa sendiri. Hal ini terbukti dengan munculnya para koruptor yang beroperasi di berbagai lembaga negara dan pemerintahan, bahkan di lembaga yudikatif dan penegak hukum.
Indonesia telah dijuluki sebagai "Zambrut Katulistiwa" atau "Surga yang Jatuh ke Bumi". Namun, rakyat Indonesia masih sulit hidup sejahtera di negeri yang kaya akan sumber daya alam ini. Kekayaan alam Indonesia telah diekspor atau diselundupkan ke luar negeri, meninggalkan rakyat Indonesia dengan kemiskinan dan kesulitan ekonomi.
Apakah benar Indonesia adalah surga yang dicuri?
Jawabannya adalah ya. Penjajahan dan penjarahan kekayaan alam telah berlangsung selama berabad-abad, dan masih terus berlanjut hingga hari ini. Rakyat Indonesia telah menjadi korban dari penjajahan dan penjarahan ini, dan masih terus berjuang untuk mencapai kemakmuran dan keadilan.
Namun, harapan masih ada. Rakyat Indonesia dapat bersatu untuk menghadapi tantangan ini dan memperjuangkan hak-hak mereka. Pemerintah dan lembaga negara juga dapat berperan aktif dalam melindungi kekayaan alam Indonesia dan memastikan bahwa rakyat Indonesia dapat menikmati hasilnya.
Indonesia dapat menjadi surga yang sebenarnya, bukan hanya sekedar julukan. Namun, hal ini memerlukan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, termasuk pemerintah, rakyat, dan lembaga negara.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya serius untuk memberantas korupsi dan memperbaiki sistem pemerintahan, sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang makmur dan adil bagi semua rakyatnya.
Sanggup kah pemerintahan yang ada sekarang bersama para wakil rakyat membangun Indonesia dengan kondisi yang ada saat ini?
Apakah Indonesia emas akan berubah menjadi Indonesia cemas?
Comments
Post a Comment