Presiden Prabowo Mendapat Kritik Terkait Usulan Pilkada Dilakukan oleh DPRD Seperti Era Orde Baru
Meskipun bukan ide baru, Presiden Prabowo Subianto yang belum genap menjalankan 100 hari pemerintahannya bersama Gibran dan Kabinet Merah Putih, melontarkan usulan agar Pilkada diselenggarakan oleh DPRD seperti pada jaman orde baru.
Sebagaimana
ditayangkan oleh Kompas TV pada acara Sapa Indonesia Pagi (16/12/2024), yang
dilansir kembali oleh berita online kompas.tv pada 16 Desember 2024, usulan
Prabowo untuk mengembalikan Pilkada kepada DPRD menuai banyak kritik, termasuk
oleh Titi Anggraini, Dewan Pembina Perludem atau Pekumpulan Untuk Pemilu dan
Demokrasi.
Prabowo
melontarkan gagasan tersebut dengan alasan efesiensi sebagai dasar argumentasi.
Titi
Anggraini menyatakan bahwa argumentasi Prabowo tersebut adalah kontradiktif
karena Kabinet Merah Putih yang dibentuk Prabowo – Gibran justru membentuk
kabinet gemuk.
Terkait hal
itu Titik dari Perludem menegaskan bahwa, "Ini agak kontradiktif, untuk
urusan elite, bagi-bagi kursi, kementeriannya dibikin banyak, seratus posisi
lebih,"
Lebih lanjut
Titi mengatakan pula, bahwa, "Tapi giliran mewadahi hak rakyat, kok isunya
jadi efisiensi,"
Menurut Titi
kontradiksi ini menjadi catatan yang harus digarisbawahi. Kemudian Titi
menegaskan bahwa, "Jadi, kita ini agak pelit kalau sudah urusan rakyat,
tetapi kemudian begitu bermurah hati kalau sudah urusan elite ya. Nah ini
menjadi catatan yang penting kita garis bawahi,"
Titik pun lalu
menyinggung tentang soal kedaulatan rakyat yang harusnya dipahami dan dijaga. Sehubungan
dengan hal itu Titik menyatakan bahwa, "Kekuasaan itu bukan jatuh dari
langit, bukan hadiah, tetapi diberikan karena adanya kontrak sosial, mandat
dari rakyat, itu yang juga harus dipahami, dan suara rakyat harus didengar
Sebagaimana
diberitakan berbagai stasiun televisi nasional dan banyak berita online, Prabowo
dalam perayaan puncak Hari Ulang Tahun Ke-60 Partai Golkar pada Kamis
(12/12/2024).
Pada kesempatan itu Prabowo membandingkan dengan negara lain, seperti Singapura dan India, yang pemilihan kepala daerah (pilkada) dilakukan oleh DPRD. Prabowo menilai bahwa lebih efisien dan tidak menelan banyak biaya.
Argumentasi efesiensi dari Prabowo ini dikritik oleh Titi dari Perludem karena dinilai kontradiksi mengingat
Kabinet Prabowo-Gibran sangat gemuk, dan terdiri dari 100 posisi, baik Menteri maupun
Wamen atau Wakil Menteri.
Opini menarik paska Pilkada Jakarta, bisa disaksikan pada tayangan berikut ini:
Comments
Post a Comment