Followers

Saat Pilkada Kenali Para Gubernur Jakarta: Dari Jaman Jepang Hingga Era Digital

 Saat ini Jakarta sedang sibuk Pilkada 2024 dengan tiga pasang bakal calon, Ridwan Kamil – Suswono, yang diusung 14 partai politik; Pramono Anung – Rano Karno, yang hanya diusung oleh PDI Perjuangan. Yang menarik, pada Pilkada kali ini ada calon independent, Dhama – Kun.


Sambil menantikan hari kampanye resmi dan pencoblosan, sepertinya menarik untuk mengenal gubernur-gubernur Jakarta dari masa ke masa, termasuk peran dan kontribusi mereka untuk Jakarta, serta informasi mengenai gubernur terakhir pada masa pendudukan Jepang:

 Para Gubernur Jakarta dari Masa ke Masa

 1. Soeprapto (1960-1964) 

   Soeprapto adalah gubernur pertama Jakarta setelah kota ini berubah status menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI). Ia dikenal karena membangun fondasi administrasi kota dan memperkenalkan Rencana Induk Jakarta 1965-1985 yang bertujuan mengatasi permasalahan tata kota dan urbanisasi.

 2. Henk Ngantung (1964-1965) 

   Henk Ngantung adalah seniman dan pelukis yang terkenal dengan rencana pembangunan monumen dan patung di Jakarta, termasuk Patung Selamat Datang di Bundaran HI. Namun, masa jabatannya singkat karena pergolakan politik saat itu.

 3. Ali Sadikin (1966-1977) 

   Salah satu gubernur yang paling terkenal, Ali Sadikin dikenal karena modernisasi Jakarta. Ia membangun infrastruktur, seperti jalan raya, pasar, rumah sakit, dan fasilitas olahraga. Ali juga menertibkan permukiman liar dan memperkenalkan pajak judi untuk pendapatan daerah.

 4. Tjokropranolo (1977-1982)

   Tjokropranolo melanjutkan proyek-proyek infrastruktur dari pendahulunya, dengan fokus pada pembangunan jalan dan jembatan. Ia juga berusaha menangani masalah banjir dan transportasi di Jakarta.

 5. R. Soeprapto (1982-1987) 

   Soeprapto berfokus pada peningkatan fasilitas umum dan memperluas ruang hijau di Jakarta. Ia juga memperkenalkan program kebersihan kota dan pembangunan perumahan rakyat.

 6. Wiyogo Atmodarminto (1987-1992)

   Wiyogo berfokus pada penataan lalu lintas dan memperkenalkan sistem tiga-in-one (sistem ganjil genap). Ia juga menggalakkan program penghijauan kota untuk memperbaiki kualitas lingkungan.

 7. Soerjadi Soedirdja (1992-1997)

   Di bawah kepemimpinannya, Jakarta mengalami kemajuan di bidang transportasi dengan pembukaan jalur bus TransJakarta dan pembangunan jalan layang. Ia juga menangani berbagai masalah sosial, termasuk perumahan kumuh.

 8. Sutiyoso (1997-2007)

   Sutiyoso memulai proyek pembangunan transportasi massal, seperti TransJakarta, dan proyek revitalisasi kota tua. Ia juga menangani masalah banjir dengan pembangunan Banjir Kanal Timur.

 9. Fauzi Bowo (2007-2012) 

   Dikenal sebagai "Bang Foke," Fauzi Bowo memperkenalkan program-program pro rakyat, seperti Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Ia juga berupaya mengurangi kemacetan dengan pembangunan jalan layang dan jalur busway.

 10. Joko Widodo (2012-2014)

   Sebelum menjadi Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) berfokus pada reformasi birokrasi, transparansi, dan proyek peremajaan kota, seperti revitalisasi pasar tradisional dan pembangunan waduk untuk mengatasi banjir.

 11. Basuki Tjahaja Purnama (2014-2017) 

   Dikenal sebagai Ahok, ia meneruskan proyek-proyek Jokowi dan mempercepat modernisasi birokrasi dengan sistem transparansi. Ahok juga memperkenalkan aplikasi pengaduan publik dan berfokus pada penanganan banjir dan kemacetan.

 12. Djarot Saiful Hidayat (2017) 

   Menyelesaikan sisa masa jabatan Ahok, Djarot fokus pada penataan PKL dan revitalisasi kawasan wisata seperti Kota Tua dan Kali Besar.

 13. Anies Baswedan (2017-2022) 

   Anies berfokus pada peningkatan kualitas hidup warga Jakarta dengan program Rumah DP Nol Rupiah, Jak Lingko (integrasi transportasi publik), dan revitalisasi trotoar. Ia juga menginisiasi program Jakarta E-Prix dan berbagai kegiatan internasional untuk mendongkrak pariwisata.

 14. Heru Budi Hartono (2022-sekarang)

   Sebagai Penjabat Gubernur, Heru melanjutkan program-program dari gubernur sebelumnya dan fokus pada pengendalian banjir, penataan transportasi, dan revitalisasi daerah-daerah kumuh di Jakarta.

  Gubernur Terakhir di Masa Jepang

 Pada masa pendudukan Jepang, posisi gubernur tidak dikenal, dan Jakarta dipimpin oleh seorang kepala pemerintahan yang disebut "Sutyo Sosokan." Sosokan terakhir pada masa Jepang adalah Raden Suwiryo, yang kemudian menjadi Walikota Jakarta setelah kemerdekaan Indonesia. Ia berperan penting dalam memobilisasi masyarakat Jakarta untuk mendukung perjuangan kemerdekaan.

  Para gubernur Jakarta dari masa ke masa telah berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan publik, penataan transportasi, dan pengendalian banjir. Setiap gubernur memiliki ciri khas dan fokus yang berbeda sesuai dengan tantangan yang dihadapi Jakarta pada masa kepemimpinan mereka. Seiring berjalannya waktu, upaya modernisasi dan pengembangan kota terus dilakukan untuk menjadikan Jakarta sebagai ibu kota yang layak huni dan berdaya saing.

Saat Pilkada 2024 ini, warga Jakarta punya peluang besar untuk memilih salah satu pasangan calon dari tiga yang telah terdaftar di KPUD Jakarta, bukan hanya satu calon yang melawan kotak kosong. Berkat keputusan Mahkamah Konstitusi, Jakarta punya pilihan, sehingga tahu visi dan misi semua calon, bukan dimonopoli oleh satu pasang saja. 

Comments

Total Pageviews

Trending Topic

Testimoni Istri Pendiri Partai Demokrat Sebelum Kubu Moeldoko Konpres di Hambalang

125 Orang Tewas: Ricuh Pasca Laga Arema FC VS Persebaya

Pernikahan Kaesang & Erina | Apa Dampaknya Untuk Indonesia?

KPK Panggil Anies Baswedan

Capres 2024 Sudah "Nyata" Ada atau Masih Misteri?

Progress of Jakarta MRT project

Special massage services at a barbershop in Jakarta

Nasib Jakarta Pasca Anies Baswedan Ditentukan PLT atau Gubernur Baru Hasil Pilkada 2024?

Discover Reog Ponorogo an attractive dance in Indonesia

Habib Kribo Bersuara Lantang Soal Pilpres & Capres 2024

Real Information