Mewujudkan Semangat Toleransi Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika di Tahun Politik
Menurut survei yang dilakukan oleh Wahid Institute, tren sikap intoleransi di Indonesia cenderung meningkat dari 46 persen menjadi 54 persen ¹.
Beberapa faktor yang menyebabkan fenomena tersebut antara lain berkembangnya paham keagamaan yang agak jauh dengan kecintaan Indonesia, efek desentralisasi, dan kepentingan politik yang dibungkus dalam urusan keagamaan ¹.
Intoleransi dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, seperti terjadinya konflik antar umat beragama, kemunduran suatu bangsa dan negara, kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dan menghambat usaha pembangunan dan pemerataan sarana dan prasarana.
Meskipun semangat untuk menjaga keberagaman yang aman dan nyaman lumayan tinggi, namun masih sering terjadi gangguan dari pihak tertentu yang menunjukkan intoleransi, khususnya hambatan dalam pembangunan rumah ibadah.
Kadang-kala pemerintah di beberapa kota kurang cepat dalam mengantisipasi terjadinya gangguan yang mengarah pada intoleransi.
Hal inilah yang menjadi perhatian Randy Ludwig Pea, politisi muda dari Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. Randy yang tercatat sebagai caleg PSI Dapil 7 di Jakarta Selatan ini punya semangat untuk memperjuangkan agar Jakarta menjadi contoh indahnya perbedaan yang bisa bersinergi untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa, yaitu menjadikan Bhineka Tunggal Ika bukan sebatas slogan belaka.
Randy berkeyakinan bahwa tugas untuk mewujudkan semangat Bhineka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila bukan hanya tugas pemerintah dan aparat negara lainnya, melainkan juga para politisi yang mengabdi di lembaga legislatif, baik di DPR maupun DPRD.
Comments
Post a Comment