Followers

Ferdindand Hutahaean: Capres 2024 Adalah Pertarungan Orde Baru VS Orde Lama

 Ferdinand Hutahaean, politisi PDI Perjuangan, sangat getol menggunakan istilah orde lama versus orde baru dalam persaingan antara Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan karena beberapa alasan berikut:

Untuk memperkuat identitas PDI Perjuangan. PDI Perjuangan adalah partai yang didirikan oleh Soekarno, presiden pertama Indonesia. Soekarno dikenal sebagai sosok yang nasionalis dan berpihak kepada rakyat kecil. Dengan menggunakan istilah orde lama, Ferdinand Hutahaean ingin memperkuat identitas PDI Perjuangan sebagai partai yang berakar pada ideologi Soekarno.

Ferdinand Hutahaean sedang memberikan pemaparan soal Capres 2024 pada Diskusi Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Sinergi Indonesia Maju (SIM) 


Untuk menyerang lawan politik. Ferdinand Hutahaean menilai bahwa Prabowo Subianto dan Anies Baswedan adalah representasi dari orde baru. Orde baru adalah era pemerintahan Presiden Suharto yang dikenal dengan sistem otoriter dan korupsi. Dengan menggunakan istilah orde baru, Ferdinand Hutahaean ingin menyerang Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dengan mengaitkan mereka dengan sistem yang korup dan otoriter.

Untuk memancing reaksi publik. Ferdinand Hutahaean adalah sosok yang dikenal dengan gaya bicaranya yang kontroversial. Dengan menggunakan istilah orde lama, Ferdinand Hutahaean ingin memancing reaksi publik dan membuat isu tentang pertarungan ideologi menjadi lebih ramai diperbincangkan.

Berikut adalah beberapa contoh pernyataan Ferdinand Hutahaean yang menggunakan istilah orde lama versus orde baru:

"Ganjar Pranowo adalah representasi orde lama yang nasionalis dan berpihak kepada rakyat kecil. Prabowo Subianto dan Anies Baswedan adalah representasi orde baru yang otoriter dan korup."

"Ganjar Pranowo adalah Soekarno muda, sedangkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan adalah Soeharto muda."

"Pemilihan umum 2024 adalah pertarungan antara orde lama versus orde baru."

Pernyataan-pernyataan Ferdinand Hutahaean tersebut telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Sebagian masyarakat setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan sebagian masyarakat lainnya menilai bahwa pernyataan tersebut terlalu dipaksakan.

Kenapa Ferdindand Hutahaean menyebut Pilpres 2024 adalah ibara perang ideologi antara Orde Lama VS Orde Baru; ada kemungkinan adanya pertarungan ideologi dalam pertarungan calon presiden pada pemilihan umum Indonesia pada 2024. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang dan visi-misi para calon presiden yang sudah mulai dimunculkan.

Ganjar Pranowo dan Jokowi dianggap sebagai simbol dari orde lama, yaitu pada era Presiden Sukarno. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang Ganjar yang merupakan kader PDIP, partai yang didirikan oleh Sukarno. Selain itu, Jokowi juga dikenal sebagai sosok yang nasionalis dan berpihak kepada rakyat kecil, seperti halnya Sukarno.

Sementara itu, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dianggap sebagai representasi dari orde baru, yaitu sistem yang ada pada pemerintahan Presiden Suharto. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang Prabowo yang merupakan mantan jenderal militer dan Anies yang merupakan mantan menteri pendidikan di era pemerintahan Joko Widodo yang dinilai dekat dengan kelompok Islam.

Dari kiri kekanan: Toto Riadi (Sekjen SIM), Sidarto Danusubroto (Watimpres), Jeffry Yunus (Ketum SIM), Ferdinand Hutahaean dan Habib Kribo pada acara Diskusi Kebangsaan

Namun, perlu diingat bahwa pertarungan ideologi dalam pemilu Indonesia tidak semudah itu. Masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil pemilu, seperti faktor ekonomi, sosial, dan keamanan.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi indikator adanya pertarungan ideologi dalam pemilu Indonesia 2024:

Latar belakang dan visi-misi para calon presiden. Jika para calon presiden memiliki latar belakang dan visi-misi yang berbeda, maka hal ini dapat menjadi indikator adanya pertarungan ideologi.

Perdebatan dan diskusi politik. Jika perdebatan dan diskusi politik didominasi oleh isu-isu ideologi, maka hal ini dapat menjadi indikator adanya pertarungan ideologi.

Perilaku pemilih. Jika pemilih memilih calon presiden berdasarkan ideologi, maka hal ini dapat menjadi indikator adanya pertarungan ideologi.

Berdasarkan indikator-indikator tersebut, dapat dilihat bahwa ada potensi terjadinya pertarungan ideologi dalam pemilu Indonesia 2024. Namun, hal ini masih perlu dibuktikan dengan melihat perkembangan politik di Indonesia ke depannya.

Hanya waktu yang akan menjawab apakah pertarungan ideologi antara orde lama versus orde baru akan benar-benar terjadi dalam pemilihan umum Indonesia 2024. Namun, dengan pernyataan-pernyataan Ferdinand Hutahaean, isu tentang pertarungan ideologi tersebut telah menjadi salah satu isu politik yang hangat diperbincangkan. 

Untuk mengetahui lebih lanjut, sikap politik Ferdinand Hutahaean terungkap pula pada Diskusi Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Sinergi Indonesia Maju (SIM) pada 6 Oktober 2023 lalu, yang bisa disaksikan pada tayangan berikut ini:



Comments

Total Pageviews

Trending Topic

Testimoni Istri Pendiri Partai Demokrat Sebelum Kubu Moeldoko Konpres di Hambalang

125 Orang Tewas: Ricuh Pasca Laga Arema FC VS Persebaya

Pernikahan Kaesang & Erina | Apa Dampaknya Untuk Indonesia?

KPK Panggil Anies Baswedan

Capres 2024 Sudah "Nyata" Ada atau Masih Misteri?

Progress of Jakarta MRT project

Special massage services at a barbershop in Jakarta

Nasib Jakarta Pasca Anies Baswedan Ditentukan PLT atau Gubernur Baru Hasil Pilkada 2024?

Discover Reog Ponorogo an attractive dance in Indonesia

Habib Kribo Bersuara Lantang Soal Pilpres & Capres 2024

Real Information