Presiden Jokowi Membangun IKN Untuk Siapa?
Gagasan awal untuk memindahkan ibukota negara dari Jakarta adalah Presiden Sukarno pada era 1950an. Ketika itu Bung Karno merencanakan untuk membangun ibukota baru di Kalimantan Barat. Presiden Suharto punya pendapat berbeda dengan Sukarno, yaitu memilih daerah Jonggol, di kabupaten Bogor, Jawa Barat, tidak jauh dari Jakarta.
Presiden Suharto ketika itu mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 1/1997 pada 15 Januari 1997. Belum sempat terlaksana, pada Mei 1998, pemerintahan rezim Orde Baru jatuh, dan tidak ada lagi pembicaraan pembicaraan tentang pemindahan Ibukota Baru di era Gus Dur maupun Presiden Megawati Sukarno Putri.
Menurut situs berita online kabar24.bisnis.com, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY mewacanakan pemindahan ibukota pada Oktober 2010, bahkan ayah Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY ini membuat tiga opsi terkait pemindahan ibukota:
Opsi Pertama, mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota maupun pusat pemerintahan dengan pembenahan total.
Opsi Kedua, Jakarta tetap menjadi ibu kota, tetapi pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah lain. Presiden waktu itu mencontohkan Malaysia, yang beribu kota di Kuala Lumpur tapi pusat pemerintahannya di Putrajaya.
Opsi Keetiga: Membangun ibu kota baru, seperti
Canberra (Australia) dan Ankara (Turki). Opsi itu muncul kembali setelah
Jakarta dilanda banjir besar pada 2013.
Akhirnya Presiden Joko Widodo mengambil keputusan bulat untuk membangun ibukota baru Indonesia di Kalimantan Timur, yaitu di Penajam Paser.
Presiden Jokowi membangun ibukotanusantara dan ada pro
kontra. Apakah pembangunan Ibukota baru Indonesia di Penajam Paser utara Kalimantan Timur harus dilanjutkan atau tidak?
Untuk siapa Presiden Jokowi membangun IKN?
Comments
Post a Comment