Hutang Indonesia Bertambah Pada Era Jokowi? Evaluasi Akhir Tahun
Perbincangan atau tepatnya kritik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo, khususnya pembangunan infrastruktur yang lebih masif dibandingkan pemerintahan para presiden sebelumnya, yang dianggap membuat hutang Indonesia semakin besar.
Ketika Presiden Jokowi mencanangkan pembangunan infrastruktur di segala bidang, bukan hanya jalan tol, melainkan juga tol laut, pelabuhan laut, jembatan dan bandara, bendungan dan sebagainya. Kritik yang terjadi adalah pembangunan jalan tol tidak menguntungkan secara ekonomi. Kritik tersebut diakui oleh Presiden Jokowi. Namun, Presiden Jokowi punya argumentasi, bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan konektivitas.
Konektivitas itu akan membuat hubungan antara kota, desa dan antar pulau atau antar provinsi akan lebih mudah dan cepat. Dalam jangka panjang banyak sektor yang akan diuntungkan, misalnya para petani (pertanian), pertambangan, industri, bahkan pariwisata.
Dengan konektivitas yang terintegrasi antar daerah, bahkan dengan negara lain, maka proses distribusi produk pertanian, pertambangan, industri dan wisatawan yang gemar wisata kuliner atau akan melakukan kunjungan sosial dengan kerabat dan sahabat di kota lain akan lebih cepat dan mudah.
Masifnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan rezim Jokowi di berbagai sektor, memang membuat hutang Indonesia bertambah. Inilah yang "dikhawatirkan" atau menjadi perhatian para pengamat, politisi dan warganet.
Lalu, apa sebenarnya dampak berbagai proyek dan pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden Jokowi dari periode pertama sampai menjelang Pilpres 2024 mendatang?
Pada tayangan berikut ini narasumber yang hadir pada diskusi QUO VADIS ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL. Dengan sub tema: "Evaluasi & Proyeksi Kebijakan Pembangunan Dalam Multi Perspektif".
Comments
Post a Comment