Pro Kontra Jokowi 3 Periode & Amandemen UUD 1945
Sejak reformasi 1998, Indonesia memilih untuk menjalankan demokrasi secara langsung. Istilahnya dari rakyat untuk rakyat dengan sistem pemilihan umum yang berbeda daripada sebelumnya dimana MPR yang memilih Presiden maupun Wakil Presiden. Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY merupakan Capres pertama yang dipilih melalui pemilihan presiden secara langsung, sementara MPR hanya melantiknya secara resmi.
Apakah anda punya pendapat lain?
SBY terpilih lagi untuk periode kedua pada 2009, begitu pula Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang kini sedang menjalankan #Jokowi2Periode sampai 2024 bersama Prof. DR (HC) H. Ma'ruf Amin.
Yang menarik dari pemerintahan Presiden Jokowi adalah adanya gagasan #Jokowi3Periode #JokowiLagi bahkan #Jokpro2024 yang menjadi perbincangan hangat di televisi nasional, media online dan tentu saja di media sosial. Di era SBY tidak ada isu atau ide tentang SBY 3 periode.
Sudah pasti timbul pro dan kontra terhadap wacana Jokowi 3 Periode maupun rencana amandemen terhadap Undang-undang Dasar 1945 apalagi jika dikaitkan dengan masa jabatan presiden, yang saat ini hanya boleh dijabat dua kali oleh orang yang sama. Juga muncul wacana diperpanjangnya masa jabatan Presiden Jokowi yang dikaitkan dengan penanggulangan Covid-19.
Presiden Jokowi sendiri sudah beberapa kali menyatakan menolak gagasan Jokowi 3 Periode atau amandemen perpanjangan masa jabatan presiden.
Dari pihak yang pro, baik terhadap isu Jokowi 3 Periode maupun perpanjangan masa jabatan presiden adalah agar Presiden Jokowi bisa melanjutkan pembangunan yang mengalami gangguan sejak terjadinya wabah global yang diakibatkan oleh menyebarnya virus Corona di Indonesia.
Siapakah nama Presiden RI yang akan menjadi penumpang first class pada pesawat kepresidenan yang telah berganti warna menjadi merah putih pada 2024 mendatang? (rmolbanten.com)
Setiap opini yang kontra dan pro pasti punya alasan pembenar yang menarik untuk disimak atau sekadar menjadi bahan perbincangan ringan di tengah masyarakat maupun media sosial, televisi, koran, majalah dan sebagainya.
Karena itu menarik kalau kita menyimak pendapat seorang mahasiswi yang kuliah di sebuah perguruan tinggi terkait hebohnya soal wacana Jokowi 3 Periode maupun perpanjangan masa jabatan presiden ini. Dia adalah mahasiswi berkaca mata yang mengambil jurusan politik.
Apakah opininya sama atau melawan arus dengan suasana di media sosial dan media lainnya? Yuk simak tayangan ini sampai tuntas.
Apakah anda punya pendapat lain?
Comments
Post a Comment