Bendera Putih & Nasi Lemak Di Saat Malaysia Lockdown
Ancaman Covid-19 yang terjadi di Malaysia telah menimbulkan gerakan kampanye kibar Bendera Putih. Hal ini terkait lockdown yang kembali diberlakukan di negara tetangga Indonesia dan Singapura ini. Seperti PPKM Darurat Mikro yang diberlakukan oleh Presiden Jokowi, apa yang dilakukan pemerintah Malaysia juga untuk menghambat meluasnya penularan virus Corona.
Lalu apa kaitan Nasi Lemak dengan Bendera Putih? Apakah warga Malaysia sudah menyerah dalam menghadapi serbuan virus Corona yang berbahaya ini?
Warga Malaysia sedang memasang Bendera Putih di depan rumahnya (news.okezone.com)
Kampanye bendera putih ini dimulai akhir Juli 2021 lalu ketika Malaysia berencana untuk menerapkan lockdown yang lebih ketat daripada sebelumnya.
Menurut laporan CNNIndonesia.com (6/7/2021) yang dilansir dari Malay Mail, sejumlah warganet Malaysia menggemakan kampanye kibar Bendera Putih sebagai pertanda kalau ada di antara warga yang membutuhkan bantuan di masa sulit akibat ketatnya peraturan lockdown di Kerajaan tersebut.
Malay Daily mengutip apa yang tertulis pada poster gerakan kibarkan bendera putih tersebut, "Kibarkan bendera putih jika kalian butuh bantuan makanan atau kebutuhan penting lainnya. Jangan mengambil tindakan yang akan menyakiti diri sendiri dan orang yang kalian cintai,"
Dilanjutkan dengan kalimat, "Jangan stres. Tak perlu malu untuk meminta bantuan. Kibarkan saja bendera putih. Biarkan orang lain membantumu."
Pegiat media sosial lain langsung memberi dukungan. Bagi mereka bendera putih tidak selalu harus diartikan sebagai tanda kalah atau menyerah seperti dalam peperangan, melainkan sebagai simbol tanda warga butuh bantuan.
Bagai gayung bersambut berbagai komunitas warga langsung aktif bergerak. 99 Speedmart yang merupakan perusahaan swalayan juga ikut berpartisipasi meramaikan kampanye Bendera Putih ini dengan menyediakan 1.000 paket makanan setiap hari.
Yang menarik perusahaan 99 Speedmart ini tergerak lebih lanjut dengan menawarkan jasa antar paket makanan selama 24 jam untuk warga yang berdomisili di sekitar 99 Speedmart tersebut.
Bukan hanya itu yang tejadi ada sekelompok siswa Malaysia dengan sangat antusias ikut mendukung gerakan kemanusiaan ini dengan membuat aplikasi Bendera Putih hanya dalam waktu empat hari.
Aplikasi yang diciptakan para siswa dalam waktu singkat tersebut diluncurkan pada hari Minggu (4/7/2021). Saat diluncurkan aplikasi tersebut dinamai Bendera Putih App. Namun kemudian, aplikasi itu diganti namanya menjadi Sambal SOS.
Yang mengejutkan serta begitu unik adalah pernyataan pendiri aplikasi tersebut di Facebook, "Di waktu yang sulit seperti ini, sepaket nasi lemak hangat dengan sambal bukan sekadar makanan khas Malaysia, tapi juga bentuk dukungan dan menggugah kebersamaan,"
Kalau para pembaca pernah jalan-jalan ke Malaysia atau Singapura, maka anda akan menemukan kuliner khas Melayu ini di warung kaki lima atau foodcourt yang ada di pusat perbelanjaan.
Nasi Lemak ini berisi sambal bilis yang pedas
gurih, telur rebus, irisan timun, ikan teri asin dan kacang goreng, yang pas untuk sarapan, makan siang dan juga cocok untuk makan malam. Kini Nasi Lemak ini menjadi bagian dari gerakan Bendera Putih untuk meringankan beban warga Malaysia yang tidak bisa keluar rumah tanpa alasan kuat karena ada lockdown.
Aksi genius para siswa di Malaysia sangat inspiratif dan tidak egois hanya asyik dengan cuitan di media sosial. Mereka bukan hanya bisa mengkritik melainkan memberi solusi nyata di tengah pandemi ini.
Terkait dengan aksi dari 99 Speedmart bantuan bukan hanya berupa makanan, melainkan juga biaya pendidikan dan inisiatif non-profit warga, Projek Didik yang menawarkan beasiswa kelas virtual untuk anak sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Kimia, Sejarah, dan Bahasa Melayu.
Apakah gerakan Bendera Putih ini akan menjalar ke Indonesia dan Singapura dan ikut digaungkan oleh para pelaku media sosial di Twitter, WhatsUp Group, Instagram, Facebook, Tik Tok dan sebagainya.
Mungkinkah ada di antara para mahasiswa yang tergerak untuk memplopori gerakan ini, minimal membantu mebuatkan aplikasi seperti dilakukan siswa di Malaysia?
Barangkali jika para pengguna media sosial bersatu untuk kebaikan, maka kalau ada survey tentang perilaku warganet di Indonesia, maka netizen di Nusantara tidak lagi masuk dalam daftar pengguna medsos yang paling tidak sopan di dunia, melainkan sebagai pengguna medsos yang baik hati dan bijak.
Comments
Post a Comment