Ujian hukum & rasa hati politik untuk Partai Demokrat. Apa yang akan terjadi?
Ibarat banjir yang melanda suatu daerah, gonjang-ganjing politik seolah-olah juga ada siklus tahunan atau lima tahunan. Sepertinya inilah yang sedang terjadi pada Partai Demokrat. Setelah Kongres Luar Biasa Partai Demokrat atau KLB Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, kini partai berlogo mirip mobil Mercedez Benz ini ibarat matahari kembar sedang bersinar. Entah yang mana yang paling terang benderang, apakah versi AHY atau Partai Demokrat versi KLB yang dipimpin oleh Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko?
Di tengah ramainya pro kontra yang dialami partai yang pernah mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sebagai Presiden RI bahkan dua kali masa jabatan ini, dua versi kepemimpinan partai ini akan diuji secara hukum atau undang-undang yang berlaku.
Pada setiap "sengketa" pasti semua kubu mengklaim pihaknya paling berhak untuk melanjutkan eksistensinya. Baik kubu Agus Harimurti Yudhoyono maupun Moeldoko punya beban tidak ringan agar bisa aman untuk mendapatkan tiket masuk ke pesta demokrasi yang akan digelar pada 2024.
Pesta demokrasi yang nanti terjadi pada 2024 akan menjadi pertunjukan politik terbesar di dunia karena ada Pemilu Serentak. Rakyat yang sudah berhak memilih akan meluangkan waktunya untuk memilih calon anggota legislatif di tingkat daerah dan pusat, juga terjadi pemilihan kepala daerah serentak, memilih anggota DPD dan tentu saja pemilihan presiden.
Seindah apapun maksud sekelompok orang yang mendirikan sebuah partai, maka ujung-ujungnya adalah untuk merebut kursi di parlemen dan lembaga eksekutif. Tidak ada yang salah dengan merebut kekuasaan itu. Yang penting apakah mereka siap untuk menghindari godaan internal dan eksternal supaya tidak terjun bebas dalam limbah korupsi dan penyalahgunaan wewenang dan jabatannya.
Kalau partai lain baik yang lama dan baru sepertinya sudah siap "lahir bathin" untuk mempersiapkan diri untuk berpesta pada Pemilu Serentak 2024, Partai Demokrat masih akan diuji secara hukum dan legitimasi politik di hati warga.
Jika salah satu kubu lolos dan berhasil mendapatkan legitimasi yang kuat menurut hukum yang berlaku, maka ujian selanjutnya adalah merebut hati para pemilih. Ujian inilah yang paling berat yang akan dilalui oleh Partai Demokrat. Prahara yang kini terjadi di partai bernuansa biru ini akan sulit untuk merebut hati calon pemilih. Kemerosotan suara sudah terjadi pada Pemilu 2014 maupun 2019.
Untuk merebut suara di parlemen daerah akan sulit, apalagi untuk mendapat simpati sebagai calon presiden atau wakil presiden. Inilah yang akan terjadi pada Partai Demokrat, versi manapun yang akan berlaga pada Pemilu Serentak 2024 mendatang.
Apakah AHY atau Moeldoko yang akan mendapat legitimasi secara hukum? Siapapun yang akan mendapat pengakuan secara sah dari Kementerian Hukum dan HAM, jalan terjal akan ditempuh secara berat oleh partai ini.
Baik Moeldoko maupun Agus Harimurti Yudhoyono akan menghadapi tantangan yang lebih berat, yaitu rasa hati politik warga +62 yang pasti semakin pandai dalam menentukan pilihan, baik terhadap partai politik maupun calon presiden yang lebih dianggap pantas untuk Indonesia yang mereka cintai.
Baca juga artikel ini:
Tante Ernie & Pandemi Covid-19
Comments
Post a Comment