Followers

Kesaksikan Langka Tentang Presiden Jokowi Di Masa Pandemi Global

Pada masa ORBA atau (Orde Baru) radio, televisi dan media cetak seperti koran, majalah, tabloid, juga buku-buku, bahkan film bioskop, karya seni, musik dan lagu-lagu semua dikontrol. Propaganda hanya boleh dilakukan oleh perangkat rezim ORBA dengan kontrol ketat. Meskipun ada istilah kritik membangun, namun semua media dan penerbit sudah faham apa yang disebut Self-cencorship

Para penulis, wartawan dan redaktur sudah sangat faham bagaimana cara menyajikan konten sebelum ditayangkan atau diterbitkan. Berbeda dengan jaman now setelah Pemerintahan Presiden Suharto lengser, hampir semua media dengan sangat bebas menyajikan berita dan konten, apalagi di era media sosial ini. 

Di masa sebelum reformasi mahasiswa pada 1998, orang yang berani mengritik meskipun disertai fakta biasanya akan langsung ditangkap. Begitu pula surat kabar atau majalah yang dinilai berani keras dalam memberikan kritik niscaya akan dibredel. Pembredelan media dan pembungkaman terhadap orang-orang yang dinilai kritis adalah hal bisa di jaman ORBA. 

Sedangkan pada jaman now, kalau ada kabar bagus tentang prestasi pemerintah sering tertutupi oleh hebohnya "berita" lain bahkan banyak fake news atau hoax berseliweran dengan berbagai gaya di media sosial. Kritik bisa digelontorkan dengan sangat keras dan lantang, bahkan sering tanpa disertai fakta. Sebuah kejadian yang sebenarnya hanya sebuah kekeliruan kecil bisa di blow up untuk kepentingan pribadi, golongan atau politik. 

Presiden Indonesia dari era Soekarno sampai Presiden Jokowi (gobloggoblogandarisejarahonline.wordpress.com)

Kalau ada berita tentang prestasi pemerintah atau Presiden dianggap biasa saja, meskipun prestasi tersebut adalah sebuah terobosan penting yang akan berdampak bagi kemajuan negeri ini di masa depan. Apakah kabar baik kurang menarik untuk disimak?

Semua presiden yang memimpin NKRI setelah Suharto lengser sering mendapat perlakuan kurang sportif dari lawan politik maupun media dan para pengamat politik, ekonomi dan tokoh yang sering muncul di berbagai acara talk show untuk membahas topik tertentu. 

Uniknya tokoh yang diundang oleh host bukanlah tokoh yang memang ahli dibidangnya atau tidak nyambung dengan keahliannya. Yang penting berani beda dan heboh. Yang penting bisa menaikkan popularitas acara. Maklum rating yang tinggi sangat penting untuk meraup kue iklan. 

Yang sering terjadi adalah ketika ada orang yang membuat ujaran kebencian di akun pribadinya seperti Twitter, Facebook, Instagram atau YouTube, ternyata banyak yang langsung berubah dari sikap dan ucapan yang begitu keras dan garang - berubah total menjadi lembek setelah diperiksa polisi - setelah ada yang melaporkannya. 

Sepertinya banyak orang pada jaman now yang langsung bikin ujaran atau meme, video dan tulisan bernada kebencian atau hoax tanpa pikir ulang tentang akibat hukum yang akan terjadi, yang juga akan mempengaruhi masa depannya. 

Karena itu sangat menarik untuk mengetahui bagaimana suara rakyat di lapangan tentang kinerja pemerintahan Presiden Jokowi di masa pandemi global yang diakibatkan oleh Covid-19 atau virus Corona. 


Bagaimana respon anda setelah menyaksikan sikap Tukang Buah ini?


Comments

Total Pageviews

Trending Topic

Testimoni Istri Pendiri Partai Demokrat Sebelum Kubu Moeldoko Konpres di Hambalang

125 Orang Tewas: Ricuh Pasca Laga Arema FC VS Persebaya

Pernikahan Kaesang & Erina | Apa Dampaknya Untuk Indonesia?

KPK Panggil Anies Baswedan

Capres 2024 Sudah "Nyata" Ada atau Masih Misteri?

Progress of Jakarta MRT project

Special massage services at a barbershop in Jakarta

Nasib Jakarta Pasca Anies Baswedan Ditentukan PLT atau Gubernur Baru Hasil Pilkada 2024?

Discover Reog Ponorogo an attractive dance in Indonesia

Habib Kribo Bersuara Lantang Soal Pilpres & Capres 2024

Real Information