Followers

Gara-gara Donald Trump Vs Joe Biden Warga +62 Sepertinya Harus Mikir

Sejak jaman Orba sering terdengar obrolan dan diskusi, juga ulasan bahwa Amerika Serikat adalah mbahnya demokrasi dunia. Karena itulah selalu dikatakan bahwa sistem demokrasi negeri USA harus dijadikan acuan untuk mengukur sistem pemerintahan yang baik dan benar. 

Negeri tempat asal Uncle Sam ini juga dipuji-puji karena sudah melaksanakan Trias Politika dengan apik. Bahwa sparation of power di Amerika adalah yang paling pas dibandingkan negara-negara lain, termasuk kalau dibandingkan dengan Indonesia. 


Joe Biden VS Donald Trump disindir sebagai Pilpres AS rasa Indonesia. 
Terdengar lucu tapi kok ngenes rasanya (Image: kompas.com)

Jika trias politika dilaksanakan dengan murni, maka pihak eksekutif tidak boleh mencampuri urusan Yudikatif, juga sebaliknya. Pihak legislatif pun juga terlarang untuk mengganggu jalannya sistem peradilan meskipun ada anggotanya yang tersandung kasus hukum.

Sepertinya United States of America yang terkenal dengan patung Liberty yang ada kampungnya Donald Trump di New York ini adalah negara yang paling menjunjung makna sejati dari Liberty: freedom of speech, freedom of expression, toleransi dan keberagaman. 

Apakah Amerika Serikat masih tepat dipuji sebagai negara yang paling pas dijadikan rujukan kalau ngomong-ngomong soal demokrasi sambil nyeruput kopi Gayo dengan Kue Klepon?

Sejak ada cuitan bahwa - US Election 2020 antara Joe Biden VS Donald Trump - adalah Pilpres AS rasa Indonesia - jika meminjam ujaran Cak Lontong yaitu: Mikir .... Negeri Paman Sam rasanya nggak cocok lagi dijadikan panutan indahnya demokrasi. 


Ujaran Cak Lontong yang penuh makna dalam humor yang cerdas (kompasiana.com)

Pemilu Amerika pada 2020 ini mungkin menarik sebagai tontonan politik yang bernuansa humor namun terlalu banyak ironi di dalamnya. Gaya nyeleneh Donald Trump dalam bernarasi baik ketika membuat cuitan di twitter atau saat Trump berpidato, sikapnya kepada  wartawan dan sikapnya yang dianggap arogan, meremehkan ganasnya virus Corona, menyembunyikan informasi pembayaran pajaknya atau sikap politiknya pada beberapa negara lainnya, maka Amerika tidak lagi ideal sebagai rujukan yang pas sebagai contoh negara demokrasi kelas dunia. 

Apalagi setelah Donald Trump mendukung white supremacy. Mungkin ini hanya pendapat pribadi Trump yang bukan mencerminkan sikap politisi dan Amerika lainnya yang masih menjunjung makna toleransi dan cinta keberagaman yang merupakan semboyan Amerika, yaitu E Pluribus Unum (berasal dari Bahasa Latin) yang bermakna sebagai Bukan banyak, tetapi satu (out of many, one), Satu berasal dari yang banyak (one from many) yang bisa disaksikan pada burung Elang yang merupakan lambang negara besar ini. 


E Pluribus Unum: Great Seal of the United States Coat of arms (pngio.com)

Kita faham bahwa Indonesia juga punya moto yang mirip dengan E Pluribus Unum, yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang merupakan warisan kearifan lokal budaya Nusantara. Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah kata (frasa) yang terdapat dalam Kakawin Sutasoma. Kakawin Sutasoma ditulis pada abad ke-14. Kakawin berarti syair dengan bahasa Jawa Kuno. Kakawin Sutasoma merupakan karya Mpu Tantular yang ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno dengan aksara Bali.

Kadangkala jika muncul emosi jiwa di sebagian hati warga +62, keberagaman yang harmonis di Indonesia pun terganggu karena ada kepentingan pribadi atau golongan yang biasanya karena ada kepentingan politik populis. 

Kalau Joe Biden nanti resmi dilantik sebagai Presiden USA dengan Kamala Harris sebagai Wakil Presiden, maka kebijakan yang akan diambil Gedung Putih di Washington kita harapkan Biden kembali ke khittah yang diwariskan para founding fathers, yaitu melaksanakan moto E Pluribus Unum dengan baik dan benar. Lagi pula Kamala Harris yang merupakan keturunan India dari Benua Asia dan Afro American. Ini adalah perwujudan paling elegan dari moto tersebut. 

Dengan demikian Biden bisa mewujudkan American Dreams kembali pada jalurnya, sehingga USA pun pantas disebut sebagai Land of Opportunity untuk warga global lainnya. 

Sebaliknya, warga USA harus belajar ke Indonesia tentang makna kata ini:

DAMAI ITU INDAH. 

Comments

Total Pageviews

Trending Topic

Testimoni Istri Pendiri Partai Demokrat Sebelum Kubu Moeldoko Konpres di Hambalang

125 Orang Tewas: Ricuh Pasca Laga Arema FC VS Persebaya

Pernikahan Kaesang & Erina | Apa Dampaknya Untuk Indonesia?

KPK Panggil Anies Baswedan

Capres 2024 Sudah "Nyata" Ada atau Masih Misteri?

Progress of Jakarta MRT project

Special massage services at a barbershop in Jakarta

Nasib Jakarta Pasca Anies Baswedan Ditentukan PLT atau Gubernur Baru Hasil Pilkada 2024?

Discover Reog Ponorogo an attractive dance in Indonesia

Habib Kribo Bersuara Lantang Soal Pilpres & Capres 2024

Real Information