Setelah Anies Baswedan Berlakukan PSBB. Apa dampaknya untuk Warga Jakarta?
Setelah pro dan kontra beberapa hari di televisi nasional, media online, surat khabar dan tentu saja media sosial, akhirya Anies Baswedan mengumumkan PSBB berlaku lagi di Jakarta. Pembatasan Sosial Berskala Besar ini diberlakukan kembali setelah dua kali ada PSBB Transisi belum juga membuat Jakarta aman dari Virus Corona.
Tingkat kematian dan warga yang terkena paparan COVID-19 di Jakarta masih terbilang sangat tinggi di Indonesia. Kenapa itu bisa terjadi?
PSBB Transisi tidak efektif untuk menekan jumlah warga Jakarta yang tertular Corona Virus, sehingga dengan semangat Anies Baswedan yang mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang merupakan pasangan Ahok Djarot pada Pilkada 2017 ini akhirnya menerapkan PSBB lagi yang disebut PSBB Ketat atau Total.
Apakah PSBB yang mulai berlaku pada 14 September 2020 ini akan efektif daripada PSBB pertama dan dua kali PSBB Transisi yang pernah diberlakukan Anies Baswedan di Ibukota RI yang renacananya akan dipindahkan ke Kalimantan Timur oleh Presiden Jokowi ini?
Sebagaimana Lockdown yang terjadi di Wuhan, New Zealand, Perancis, India atau di beberapa negara lainnya, adanya PSBB di Indonesia juga mempengaruhi kehidupan warga secara sosial dan ekonomi, bahkan secara politik. Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan kemungkinan terjadinya Cluster Pilkada akibat diselenggarakannya Pilkada Serentak di sebagian besar wilayah NKRI ini.
Sambil stay at home atau working from home, mungkin curhat pedagang Kaki Lima dan warga Jakarta ini penting untuk disimak.
Apa pendapat para pembaca setelah menyaksikan tayangan tersebut?
Comments
Post a Comment